
📜 Pendahuluan
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan cetakan Mushaf Al-Qur’an mengalami berbagai perubahan signifikan. Mulai dari bantuan Jepang, perkembangan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, hingga standarisasi Mushaf Standar Indonesia (MSI) yang berlaku hingga saat ini.
📌 Fokus utama artikel ini:
✅ Bagaimana Jepang membantu mencetak Mushaf Al-Qur’an di Indonesia.
✅ Peran Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dalam standarisasi mushaf.
✅ Bagaimana Mushaf Standar Indonesia (MSI) menjadi pedoman resmi penerbitan mushaf di Indonesia.
📜 Peran Jepang dalam Cetakan Mushaf Al-Qur’an Indonesia
Setelah Indonesia merdeka, Jepang sempat memberikan bantuan berupa cetak massal Mushaf Al-Qur’an sebanyak 6 juta eksemplar pada tahun 1957.
📌 Fakta Penting tentang Cetakan Jepang:
✅ Sebagai bentuk politik etis Jepang terhadap Indonesia setelah masa penjajahan.
✅ Dicetak di Jepang dan ditashih oleh tim dari Kementerian Agama Indonesia.
✅ Menjadi cetakan Al-Qur’an dengan jumlah terbesar yang pernah ada di Indonesia pada saat itu.
💡 Namun, cetakan ini belum memiliki standar yang baku, karena mushaf-mushaf yang beredar masih dipengaruhi oleh model cetakan Bombay, Pakistan, dan Istanbul (Mushaf Bahriah).
📜 Lahirnya Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (1957 – Sekarang)
📌 Tantangan utama pada era 1950-an – 1970-an:
❌ Tidak ada standar baku dalam rasm, harakat, dan tanda baca Al-Qur’an.
❌ Beragamnya cetakan dari berbagai negara membuat umat Islam bingung.
❌ Penerbit mencetak mushaf dengan standar masing-masing tanpa regulasi yang jelas.
💡 Solusi: Pada 1957, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an didirikan di bawah Kementerian Agama Indonesia, bertugas sebagai lembaga yang berwenang dalam pentashihan mushaf yang akan diterbitkan.
📖 Sejarah Singkat Lajnah Pentashihan:
✅ 1957 – Dibentuk dengan nama Lajnah Pentashih Al-Qur’an, dipimpin oleh H. Abu Bakar Atjeh.
✅ 1972 – Muncul persoalan tidak adanya pedoman standar dalam tashih mushaf, sehingga lahirlah ide Musyawarah Kerja Ulama Ahli Al-Qur’an (Muker).
✅ 1974 – 1983 – Muker Ulama Ahli Al-Qur’an berlangsung selama 9 kali, akhirnya menghasilkan Mushaf Standar Indonesia (MSI).
✅ 1984 – MSI resmi digunakan sebagai pedoman dalam menerbitkan mushaf di Indonesia.
✅ 2007 – Lajnah menjadi lembaga resmi setingkat Eselon IIb di bawah Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama.
✅ 2016 – MSI diperbarui dengan Peraturan Menteri Agama No. 44/2016 untuk pentashihan dan peredaran mushaf.
📜 Standarisasi Mushaf Al-Qur’an Indonesia (MSI) 1984 – Sekarang
📌 Kenapa MSI dibutuhkan?
✅ Mengatasi ketidakseragaman cetakan mushaf yang beredar di Indonesia.
✅ Menjadi standar resmi dalam pentashihan mushaf bagi para penerbit.
✅ Memastikan bahwa mushaf yang beredar sesuai dengan Rasm Utsmani.
💡 Tiga Varian MSI yang Disepakati dalam Muker:
Jenis Mushaf | Target Pengguna | Ciri Khas |
---|---|---|
Mushaf Standar Usmani | Masyarakat umum | Menggunakan Rasm Utsmani, harakat dan tanda waqaf lengkap |
Mushaf Bahriah (Mushaf Sudut) | Penghafal Al-Qur’an (Huffaz) | Tidak sepenuhnya menggunakan Rasm Utsmani |
Mushaf Braille | Tunanetra | Ditulis dalam huruf Braille, rasm lebih bersifat Imla’i |
💡 Mushaf Standar Indonesia (MSI) menjadi standar resmi sejak 1984 dan diperbarui pada 2002.
📌 Perbedaan MSI 1983 vs. MSI 2002:
✅ MSI 1983 menggunakan khat campuran antara Timur Tengah dan Bombay.
✅ MSI 2002 kembali ke model Bombay dengan huruf lebih tebal.
✅ Ada 54 titik perbaikan dalam hal rasm dibanding edisi 1983.
📜 Mushaf-Mushaf Turunan MSI
Seiring berkembangnya MSI, banyak mushaf turunan yang dibuat dengan desain khas dan tujuan tertentu. Beberapa di antaranya:
Nama Mushaf | Inisiator | Tahun Pembuatan |
---|---|---|
Mushaf Istiqlal | Yayasan Festival Istiqlal | 1990 – 1995 |
Mushaf Sundawi | Pemerintah Provinsi Jawa Barat | 1995 – 1997 |
Mushaf At-Tin | Presiden H.M. Soeharto | 1997 – 1998 |
Mushaf Jakarta | Pemerintah Provinsi DKI Jakarta | 2000 – 2001 |
Mushaf Khatulistiwa | Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat | 2001 – 2002 |
Mushaf al-Bantani | Pemerintah Provinsi Banten | 2010 |
💡 Mushaf-mushaf ini dibuat sebagai proyek kaligrafi untuk menunjukkan keunikan daerah masing-masing.
📜 Pengaruh MSI dalam Mushaf Digital
📖 Selain edisi cetak, MSI juga menjadi pedoman bagi mushaf digital yang terus berkembang di Indonesia.
📌 Mushaf Digital yang Menggunakan MSI:
✅ Aplikasi Al-Qur’an Kementerian Agama (Quran Kemenag RI).
✅ Mushaf Digital produk swasta seperti Al-Qur’an Madinah Digital.
✅ Mushaf elektronik yang digunakan di berbagai platform Islami.
💡 Sejak 2016, Kementerian Agama melalui Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) mencetak 35.000 eksemplar MSI per tahun.
📜 Kesimpulan
💡 Perjalanan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia pasca-kemerdekaan mengalami transformasi besar, dari cetakan Jepang hingga standarisasi MSI yang berlaku hingga sekarang.
✅ Jepang berperan dalam percetakan awal dengan 6 juta eksemplar.
✅ Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an lahir untuk memastikan mushaf sesuai dengan standar.
✅ Mushaf Standar Indonesia (MSI) resmi diterapkan sejak 1984 sebagai standar baku.
✅ Berbagai mushaf turunan seperti Mushaf Istiqlal, Mushaf Sundawi, hingga Mushaf Jakarta dikembangkan.
✅ MSI juga digunakan dalam mushaf digital untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
📖 Kini, MSI menjadi rujukan utama bagi mushaf-mushaf yang beredar di Indonesia, memastikan keseragaman dan menjaga kemurnian Al-Qur’an.
Referensi: Perbedaan Rasm Usmani – Dr. Zainal Arifin Madzkur, MA.