Al-Qur’an Bisa Menjadi Rahmat, Tapi Juga Bisa Melaknat

Al-Qur’an ibarat dua mata pisau 🔪. Bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi mereka yang mencintai, menghormati, mengagungkan, serta mengamalkannya. Sebaliknya, bisa menjadi laknat bagi mereka yang menistakan dan meninggalkannya.

🌟 Kemuliaan Bagi Pecinta Al-Qur’an

Banyak contoh ulama yang diangkat derajatnya oleh Allah karena Al-Qur’an:
📖 Ibnu Jarir at-Tabari lebih dikenal sebagai ahli tafsir dengan Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an daripada sebagai ahli sejarah.
📖 Ibnu Katsir lebih terkenal dengan Tafsir al-Qur’an al-Azhim daripada kitab sejarahnya Al-Bidayah wan-Nihayah.
📖 Para mufasir lainnya juga mendapatkan kehormatan karena menulis dan mengajarkan Al-Qur’an.

Di dalam masyarakat pun demikian, mereka yang aktif dalam pendidikan Al-Qur’an diangkat derajatnya oleh Allah.

⚠️ Al-Qur’an Bisa Menjatuhkan Martabat

Sebaliknya, jika Al-Qur’an dilecehkan, disepelekan, atau didustakan, maka ia akan menghancurkan pelakunya di dunia maupun di akhirat.

📖 Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat satu kaum dengan kitab (Al-Qur’an) ini, dan menghempaskan kaum lain dengannya.” (HR. Muslim)

📖 Sahabat Anas bin Malik berkata:
“Banyak orang membaca Al-Qur’an, tetapi justru Al-Qur’an melaknatnya.” (Ihya Ulumiddin, Al-Ghazali)

Pernyataan ini bukan untuk mereka yang masih belajar membaca Al-Qur’an atau penghafal yang lupa sebagian ayatnya. Sebaliknya, ini lebih ditujukan kepada mereka yang sudah hafal atau paham isi Al-Qur’an, tetapi kemudian meninggalkan ajarannya.

💡 Semakin Tinggi Derajat, Semakin Berat Ujiannya

📌 Seorang Hafizh Al-Qur’an adalah manusia pilihan yang menyandang predikat Ahlul Qur’an atau Shahib al-Qur’an. Jika mereka melakukan maksiat, sanksinya lebih berat daripada orang biasa.

📌 Sama seperti para istri Nabi yang Allah beri peringatan khusus dalam Al-Qur’an:
“Wahai istri-istri Nabi! Barang siapa di antara kalian yang melakukan perbuatan keji, maka siksanya dilipatgandakan dua kali lipat.” (QS. Al-Ahzab: 30)

📌 Begitu juga dengan kemaksiatan di tempat dan waktu yang mulia:

  • Maksiat di Mekkah atau Madinah lebih besar dosanya dibanding di tempat lain.
  • Maksiat di bulan Ramadhan lebih berat dibanding di bulan lainnya.

📖 Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang berbuka satu hari di bulan Ramadhan tanpa rukhshah (dispensasi syar’i), juga bukan karena sakit, maka jika diqadha dengan puasa satu tahun pun tidak bisa mencukupi.” (HR. Tirmidzi)

🌱 Kesimpulan: Al-Qur’an, Cahaya atau Kutukan?

Jika kita berpegang teguh kepada Al-Qur’an, ia akan menjadi cahaya penerang hidup kita. Namun jika kita meninggalkannya, ia bisa menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita sendiri.

💡 Sudahkah kita menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam hidup kita?

Referensi: Keistimewaan Al-Quran – Ahsin Sakho Muhammad

Scroll to Top