SEPUTAR ILMU QIRAAT
🌹🌻🌺🌻🌹🌻🌺🌻
Masalah Membaca Lafat مٰلِكِ Dalam Shalat
Sering ditanyakan kepada kami masalah membaca lafat مٰلِكِ pada waktu shalat. Dimana sebagian imam ada yang membaca dengan panjang huruf مٰ nya pada rakaat pertama dan membaca pendek pada rakaat kedua.
✅ Perlu diketahui!
Dalam mengurai masalah ini alangkah baiknya kita melihat dari segi ilmu qiraat terlebih dahulu. Para imam qiraat dalam membaca lafat مٰلِكِ pada surat al-Fatihah ayat 4 terbagi menjadi 2 kelompok, yakni :
1️⃣ Kelompok yang membaca panjang مٰ atau biasa disebut Itsbatul Alif, yakni :
1. Imam Ashim
2. Imam Kisa’i
3. Imam Ya’qub
4. Imam Kholaf Asyar
2️⃣ Kelompok yang membaca pendek مَ atau biasa disebut Hadzful Alif, yakni :
1. Imam Nafi’
2. Imam Ibnu Katsir
3. Imam Abu ‘Amr
4. Imam Ibnu ‘Amir
5. Imam Hamzah
6. Imam Abu Ja’far Baik bacaan مٰلِكِ atau مَلِكِ keduanya adalah bacaan yang shohih yang diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad SAW.
✅ Pertanyaannya
Bolehkah membaca dalam 1 rakaat mengunakan dua bacaan dari riwayat yang beda?
✅ Jawaban
1️⃣ Guru kami tidak melarang tapi juga tidak menganjurkan. Beliau lebih memilih umumnya yang dipakai masyarakat daerah tersebut. *Jadi,* bila Al-Fatihanya memakai riwayat Hafsh maka surat pendeknya tetap memakai Hafsh, baik pada rakaat pertama dan kedua. 2️⃣ Jika ada imam yang membaca panjang مٰ pada rakaat yang pertama kemudian membaca pendek مَ pada rakaat yang kedua. Maka harus tahu ilmunya. Karena pada umumnya saat baca surat pendek tetap pakai riwayat Hafsh dimana beliau membaca panjang huruf مٰ nya. Mereka mungkin mengikuti kaidah umum sebagian ulama fiqih yang menganjurkan memanjangkan bacaan rakaat pertama daripada rakaat kedua walau satu huruf (Ibrahim al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri, [Beirut: Dar al-Minhaj, 2016, juz I], h. 595).
وكان بعض العلماء يقرأ في الركعة الأولى (مَالِك) بإثبات الألف، وفي الثانية (مَلِك) بحذفها، لأنه يسنّ تطويل الأولى على الثانية ولو بحرف _“Sebagian ulama membaca al-Fatihah pada rakaat pertama dengan menetapkan alif pada lafadz (مَالِك) sedangkan pada rakaat kedua membuang huruf alif pada lafadz (مَلِك), karena sesungguhnya disunnahkan memanjangkan rakaat pertama daripada kedua walau satu huruf.”_ Sejalan dengan pendapat di atas bahwa dalam kitab al-Fawaid al-Mukhtarah li Salik Thariq al-Akhirah menguraikan kebolehan menggunakan kedua riwayat bacaan di atas dalam shalat, bahkan al-Habib Ali al-Habsyi menggunakan kedua bacaan tersebut dalam shalat.
قال بعضهم إنّ قراءة (مَالِك) في الفاتحة أفضل لزيادة الحرف، ولكل حرف عشر حسنات، وفضل بعضهم قراءة (ملك) لأنه أصح قراءة، وكان الحبيب علي الحبشي قرأ في الركعة الأولى ب (مَالِك) وفي الثانية ب (مَلِك) ـ _“Sebagian ulama berkata: sesungguhnya membaca (مالك) dalam Surat al-Fatihah lebih afdhal karena menambah huruf, dan setiap satu huruf memiliki sepuluh kebaikan. Sedangkan sebagian ulama yang lain mengunggulkan bacaan (ملك) karena itu adalah bacaan yang paling sahih. Habib Ali al-Habsyi (ketika shalat) membaca (مالك) pada rakaat pertama dan membaca (ملك) pada rakaat kedua”._
✅ Sekedar Saran
Umumnya bacaan yang kita gunakan adalah qiraat Ashim riwayat Hafsh dimana beliau membaca lafat مٰلِكِ dengan Itsbatul Alif atau memanjangkan bunyi مٰ nya.
Dan ketika membaca surat pendek pun kalau bisa dengan riwayat Hafsh juga. Walaupun antara surat al-Fatihah dan surat pendek sudah beda surat. Maka jika kita membaca lafat مَلك dengan hadzful alif atau membaca pendek مَ nya, dengan riwayat yang lain, tentunya ketika membaca surat pendek harus disamakan riwayatnya.
Contoh
Rakaat pertama membaca al-fatihah dengan qiraat Ashim maka ketika membaca surat pendek juga dengan qiraat Ashim.
Begitu juga ketika rakaat kedua membaca fatihah dengan qiraat Nafi’ maka surat pendeknya dengan qiraat Nafi’.
والله أعلم
(Imam Safi’i, S.S)