
Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah, yang merangkum dan menyempurnakan ajaran dari kitab-kitab suci sebelumnya. Apa yang terdapat dalam Taurat, Injil, dan Zabur telah dimuat dalam Al-Qur’an dengan bentuk yang lebih sempurna dan tidak mengalami perubahan sebagaimana kitab-kitab terdahulu.
Al-Fatihah: Inti Seluruh Al-Qur’an
Semua isi Al-Qur’an diringkas dalam surah Al-Fatihah. Surah ini mengandung tiga unsur pokok yang mencerminkan ajaran utama dalam kitab-kitab Allah, yaitu:
- Ketauhidan – Keyakinan kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
- Hukum – Pedoman dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan syariat-Nya.
- Peringatan – Nasihat bagi manusia agar tidak menyimpang dari jalan yang benar.
Sikap Al-Qur’an terhadap Kitab-Kitab Suci Sebelumnya
Al-Qur’an memiliki dua peran utama terhadap kitab-kitab sebelumnya:
1. Mushaddiq (Membenarkan)
Al-Qur’an membenarkan bahwa kitab-kitab seperti Taurat, Injil, dan Zabur merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi-Nya. Rasul-rasul yang membawanya adalah benar-benar utusan Allah. Bukti dari hal ini dapat ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an:
- Taurat disebutkan sebanyak 18 kali dalam Al-Qur’an.
- Injil disebutkan sebanyak 12 kali.
- Zabur disebutkan sebanyak 1 kali.
- Shuhuf (lembaran-lembaran wahyu) disebutkan sebanyak 6 kali.
2. Muhaimin (Mengawasi dan Mengoreksi)
Al-Qur’an tidak hanya membenarkan kitab-kitab sebelumnya, tetapi juga mengoreksi penyimpangan yang terjadi dalam teks dan ajaran kitab tersebut. Banyak perubahan yang dilakukan manusia terhadap kitab-kitab terdahulu, baik dalam aspek redaksi maupun isinya. Al-Qur’an berfungsi sebagai standar kebenaran untuk meluruskan kesalahan tersebut.
Beberapa contoh penyimpangan dalam kitab-kitab terdahulu yang dikoreksi oleh Al-Qur’an:
- Orang Nasrani menuhankan Nabi Isa – Al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Isa hanyalah utusan Allah, bukan Tuhan (Al-Maidah: 72).
- Konsep Trinitas dalam Nasrani – Allah menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, menolak konsep tiga oknum Tuhan (Al-Maidah: 73).
- Orang Yahudi mempertuhankan Uzair – Allah membantah keyakinan ini dalam (At-Taubah: 30).
- Penyembunyian sifat Nabi Muhammad – Ahli kitab menyembunyikan berita tentang kedatangan Nabi Muhammad yang ada dalam kitab mereka.
- Penghapusan hukum rajam bagi pezina – Hukum ini telah diubah dalam kitab terdahulu, tetapi dikoreksi oleh Al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai Penutup Wahyu Ilahi
Alasan utama diturunkannya Al-Qur’an sebagai kitab terakhir adalah agar manusia memiliki pedoman yang tidak berubah dan tetap murni hingga akhir zaman. Al-Qur’an memastikan bahwa ajaran tauhid tetap terjaga, membimbing manusia menuju jalan yang lurus, dan menjadi standar kebenaran yang tidak terpengaruh oleh kepentingan manusia.
Referensi: Keistimewaan Al-Quran – Ahsin Sakho Muhammad