15 Hari Menuju Ramadhan 1444H – Sisi Unik Huruf Muqotho’ah

๐Ÿ“– Sisi Unik Huruf Muqotho’ah

Dalam Surah Maryam ayat 1 dan Asy-Syu’aro ayat 1 terdapat huruf-huruf muqotho’ah ูƒู‡ูŠุนุต serta ุนุณู‚ yang menjadi Fawatihus Suwar. Adapun huruf ุน menurut 10 qiro’at Thoriq Syathibiyyah dan Durrah (Al-Buduur Az-Zaahirah hlm. 197 & 285), dibaca dengan 2 wajah, yakni:

  1. Al-Isyba’ (6 harokat) – dan wajah bacaan ini lebih afdhol; dianggap sebagai Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf.
  2. Tawassuth (4 harokat), dianggap mempunyai hukum Mad Lein.

๐Ÿ”–Sebagian kalangan mempertanyakan keabsahan wajah kedua, mengingat secara teori, Mad Lein hanya terjadi saat bacaan tersebut dalam kondisi waqof dan sukunnya adalah sukun ‘Aridh.

๐Ÿ”–Untuk menjawab pertanyaan itu, maka kita bisa meninjaunya dari tiga sisi :

  1. Berdasarkan periwayatan hasil talaqqi dan musyafahah dalam rangka pengamalan hadits hasan riwayat Ibnu Hibban nomer 747: ููŽู‚ูŽุงู„ูŽโ€:โ€ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃูŽ ูƒูู„ู‘ู ุฑูŽุฌูู„ู ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ุนูู„ู‘ูู…ูŽ

Ali berkata, โ€œSesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kalian agar setiap orang di antara kalian membaca (Al Qur’an) sesuai dengan yang telah diajarkan kepadanya.

  1. Referensi penunjang dari kitab Hidayatul Qoriy ila Tajwidi Kalamil Bariy yang ditulis oleh Syaikh Abdul Fattฤh al-Murแนฃafy (hlm. 328-329 dan hlm. 345-346).
  2. Dari sisi teori : Huruf Ya mati/sukun (tidak ada rasmnya) merupakan huruf Lein karena huruf sebelumnya berharokat Fathah (lihat definisi huruf Lein di buku tajwid Metode Maisura karya Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, hlm. 61)

Di Surah Maryam ayat 1, huruf ุน dibaca panjang meski tidak dalam kondisi waqof dan sukunnya bukan sukun ‘Aridh. Maka, bacaan panjang tersebut masuk kategori bacaan mad; meski tidak dalam kondisi waqof. Apa yang mendasarinya? Tidak ada nama lain yang bisa disematkan kepada sebuah bacaan yang dipanjangkan, selain bacaan mad. Oleh karena itu, meskipun bacaan tersebut tidak dalam kondisi waqof dan huruf terakhir bukan sukun ‘Aridh, maka tetap dikategorikan sebagai Mad Lein.

โœ๏ธ Abu Hibban bin Sholih

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top