
BELAJAR MUDAH QIRAAT SAB’AH
🌹🌻🌹🌻🌹🌻🌹🌻🌹🌻🌹
Pengetahuan Dasar Qiraat Sab’ah
Tahukah Anda?
Biasanya penjelasan tentang “Qiraat Sab’ah” berhubungan dengan pembahasan “Ahruf Sab’ah”, karena pembahasan tentang itu sangat luas terkadang pembaca tidak mendapatkan pemahaman yang gamblang tentang Qiraat Sab’ah itu sendiri.
Maka pada artikel ini, kami berusaha memberi pemaparan sederhana tentang qiraat sab’ah dalam bentuk tanya jawab.
✅ Keterangan
S = Soal
J = Jawab
S : Apa yg dimaksud dengan qiro’ah sab’ah?
J : Secara bahasa “Qiroah” artinya bacaan,
Sedangkan “Sab’ah” artinya tujuh.
Adapun menurut istilah adalah : “Model-model bacaan al-quran yang disandarkan pada tujuh imam qiro’ah yang meriwayatkannya, baik model bacaan tersebut disepakati oleh imam qiraat atau hanya salah satu saja dari imam qiraat tersebut.”
Contoh ayat :
(ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ) Seluruh imam qiraat tujuh tidak ada perbedaan dalam membaca ayat tersebut. Sedangkan lafat ( مُنْزَلِيْنَ ) hanya satu imam yang membaca dengan Fathah Nun dan tasydid Za' ( مُنَزَّلِيْنَ ).
S : Siapa sajakah tujuh imam qiro’ah itu?
J : Tujuh imam Qiraat itu adalah :
1️⃣ Imam Nafi’
2️⃣ Imam Ibnu Katsir
3️⃣ Imam Abu Amr
4️⃣ Imam Ibnu Amir
5️⃣ Imam Ashim
6️⃣ Imam Hamzah
7️⃣ Imam Kisa’i.
S : Apakah imam qiro’ah itu cuma ada tujuh?
J : Tidak, sebenarnya banyak imam qiro’ah yang bacaanya bisa dipertanggung jawabkan, hanya saja karena seleksi ilmiah dan alamiah sampai akhir abad kedua dan awal abad ketiga hanya beberapa imam Qiro’ah saja yang bacaannya masyhur digunakan.
S : Siapa yang pertama kali menetapkan konsep Qiro’ah Sab’ah?
J : Ulama yg pertama kali menetapkan konsep qiraat sab’ah adalah Ibnu Mujahid, beliau seorang ahli qiraah yang bekerja di pemerintahan, setelah melakukan penelitian panjang beliau menetapkan tujuh imam qiraah yang mewakili tiap daerah dan bacaanya masyhur kala itu.
S : Bagaimana hukum mempelajari qiraah sab’ah?
J : Fardhu kifayah.
S : Siapa yang merampingkan perawi dan thoriq dari tiap imam qiraah menjadi dua perawi saja, dan untuk tiap rawi hanya satu thoriq?
J : Ulama yang menyerdahanakan tersebut adalah Imam Abu Amr Ad-Dani dengan kitab nya “At-Taisir fi Qiraatis Sab’i”.
S : Apa yang menjadi alasan imam Abu Amr melakukan itu?
J : Karena banyaknya jalur periwayatan dan wajah bacaanya. serta menurunnya semangat generasi penerus untuk mempelajarinya, sehingga beliau membuat gebrakan baru dalam rangka mempermudah dalam mempelajari ilmu qiraah.
Maka tidak heran kitab beliau menjadi rujukan utama selama berabad-abad dan sampai sekarang.
S : Apa yg dimaksud Thoriq Syathibiyyah dan Durro?
J : Thoriq Syathibiyah adalah satu paket aturan-aturan bacaan alquran yang mengikuti konsep yang ada di kitab “Hirzul Amani Wa Wajhut Tahani” karya imam Asy-Syathibi dan kitab “Durrotul Mudhiyah” karya Ibnul Jazari.
S : Apa yg dimaksud dengan Qiroah, Riwayat dan Thoriq?
J : Qiroah adalah bacaan yg disandarkan pada imam qiroah. Riwayat adalah bacaan yg disandarkan para perawi qiroah. Thoriq adalah bacaan yg disandarkan pada perawi dari riwayat.
Penjelasan:
Jika yang disebut imam qiroahnya maka kedua rawi tidak ada perbedaan
Adapun jika yang disebut nama Perawinya atau Riwayat, maka diantara perawi ada perbedaan.
Untuk lebih mudah dipahami penulis berikan contoh berikut:👇🏻
Lafat مَالِكِ pada surat Al-Fatihah ayat 4.
Oleh imam Ashim dan Kisa’i MA nya dibaca panjang atau (Itsbatul Alif ba’da mim) yakni : مَالِكِ
Karena yang disebut disitu Imam Qiroahnya maka bacaan dari kedua perawi imam tersebut yakni Su’bah dan Hafsh perawi dari imam Ashim, serta Abu Harits dan Durri dari imam Kisa’i tidak ad perbedaan.
Adapun pada lafat الصَّلَاةَ
Rawi Warsy dari Imam Nafi’ membaca dengan “Tafhim LAM” atau Tebal. karena yg disebut nama Perawinya maka pada perawi imam Nafi’ yg lain yakni Qolun ada perbedaan.
Kesimpulan dari lafat الصَّلَاةَ sebagai berikut:
1️⃣ Warsy dari Nafi’ membaca Tebal Lam (Tafhim LAM)
2️⃣ Sedangkan Qolun dari Nafi’ membaca dengan Tipis Lam atau (Tarqiq LAM).
S : Apa yg dimaksud dengan Khilaful Wajib dan Khilaful Jaiz?
J : Khilaful Wajib adalah perbadaan bacaan yang wajib dibaca beda sesuai riwayatnya masing2 sebagai contoh lafat الصَّلَاةَ diatas. Sedangkan Khilaful Jaiz adalah perbedaan yang qori boleh memilih, sebagai contoh kadar Mad Aridhl dimana pembaca boleh milih 2, 4 atau 6 harakat.
S : Apa yang menyebabkan Thoriq Syathibiyah dan Durra lebih masyhur dibanding Thoriq yang lain?
J : Di abad 4 hijriyah dan abad berikutnya kitab yangg paling terkenal saat itu adalah kitab Taisir karya Abu Amr Ad-Dani kemudian kitab tersebut diringkas dan dijadikan sebuah Nadhom oleh imam Asy-Syathibi dengan beberapa tambahan wajah bacaan dan materi yang biasa disebut Ziyadatul Qashid. Dan Nadhom karya Asy-Syathibi tersebut dikenal dengan Nadhom Syathibiyah. Maka selama 3 abad lebih kitab Taisir dan Syathibi menjadi acuan dalam ilmu qiraat. Karena kemasyhuran keduanya Sampai sebagian kaum mengatakan *Qiraat di luar kitab Taisir dan Syathibi adalah qiraat Syad.* Sampai datang masa Ibnu Jazari kedua kitab tersebut masih menjadi primadona. Kemudian Ibnul Jazari ingin memperkenalkan 3 qiraat selain qiraat tujuh kepada masyarakat, dalam usahanya beliau menambahkan Qiraat Tiga dalam kitab Taisir. Dan kitab tersebut diberi nama _"Tahbirut Taksir"_ atau lebih dikenal dgn Qiraat Asyroh Sughra, tiga qiraat tersebut adalah :
1️⃣ Qiraat Abu Ja’far
2️⃣ Qiraat Ya’qub
3️⃣ Qiraat Kholaf Asyar
Kemudian ibnu Jazari membuat nadhom untuk qiraat tiga hasil kumpulan beliau dengan nama “Durrotul Mudhiyah.”
intinya, Imam syathibi dn Ibnul Jazari dalam usahanya mengenalkan Thoriqnya masing-masing pada masyarakat dengan cara disadarkan pd kitab Taisir yang sangat masyhur kala itu.
(Imam Safi’i, S.S, M.Pd)