Imam Nafi’ Al-Madani: Imam Qiraat Pertama

Biografi Singkat Imam Nafi’

Nama lengkap beliau adalah Nafi’ bin Abdurrahman bin Abu Nu’aim Al-Madani. Beliau dikenal dengan kuniyah Abu Ruwaim atau Abu Al-Hasan. Imam Nafi’ lahir sekitar 70 H pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (w. 86 H) dari Bani Umayyah.

Beliau adalah salah satu Imam qira’at sab’ah (tujuh qira’at utama) dan dikenal sebagai ahli qira’at di Madinah. Imam Nafi’ memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga menjadi rujukan utama dalam ilmu qira’at setelah generasi Tabi’in.

Secara fisik, Imam Nafi’ memiliki kulit yang cenderung hitam, tetapi wajahnya memancarkan cahaya Al-Qur’an dan memiliki budi pekerti yang luhur serta penuh wibawa.


Perjalanan Intelektual Imam Nafi’

Imam Nafi’ adalah generasi keempat (Thabaqat) dari kalangan Tabi’in yang belajar kepada 70 ulama. Beberapa guru beliau yang terkenal:
✅ Muslim bin Jundub (w. 110 H)
✅ Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj (w. 117 H)
✅ Yazid bin Ruman (w. 120 H)
✅ Muhammad bin Muslim bin Syihab al-Zuhri (w. 124 H)
✅ Imam Abu Ja’far (w. 130 H)
✅ Syaibah bin Nashah (w. 130 H)

Walaupun Imam Nafi’ tidak banyak meriwayatkan hadits, namun dalam ilmu qira’at, beliau diakui sebagai panutan utama (hujjah).


Metode Pengajaran Imam Nafi’

Metode utama Imam Nafi’ dalam mengajarkan qira’at adalah talaqqi (belajar langsung kepada guru yang berkompeten).

📌 Prinsip pengajaran beliau:
✅ Membacakan qira’atnya terlebih dahulu kepada murid.
✅ Setiap murid menerima bacaan yang sama (30 ayat setiap pertemuan).
✅ Menerapkan sistem “siapa cepat dia yang maju” – tidak melihat status sosial muridnya.

Beliau mengajarkan seluruh ragam qira’at kepada murid-muridnya. Salah satu muridnya, Imam Abu Dihyah al-Ma’la bin Dihyah, pernah bertanya:

“Wahai Abu Ruwaim, apakah Anda mengajarkan seluruh ragam qira’at?”

Beliau menjawab dengan penuh ketakjuban:

“Subhanallah, apakah saya melarang jiwa ini untuk mendapatkan pahala Al-Qur’an?!”


Metode Imam Nafi’ dalam Menetapkan Qira’at

Dalam ilmu qira’at terdapat konsep “ikhtiar”, yaitu ijtihad dalam memilih qira’at dari berbagai guru. Imam Nafi’ melakukan seleksi qira’at dengan prinsip:
✅ Mengambil qira’at yang sama dari para gurunya.
✅ Meninggalkan bacaan yang berbeda di antara mereka.

Beliau pernah berkata:

“Jika terdapat dua qira’at yang sama dari kedua guru, maka saya ambil. Jika tidak sama, maka saya tinggalkan.”

Hasil seleksi ini kemudian dikenal luas sebagai Qira’at Imam Nafi’.


Karamah Imam Nafi’

Imam Nafi’ dikenal sebagai seorang wali Allah yang memiliki beberapa karamah:

🌿 Lisannya selalu mengeluarkan semerbak harum minyak misk
Ketika ditanya, “Apakah Anda memakai minyak wangi jika hendak mengajar?” Imam Nafi’ menjawab:

“Aku tidak pernah mendekati minyak wangi apalagi menyentuhnya. Aku pernah bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ, dan beliau membaca Al-Qur’an persis di depan lisanku. Sejak saat itu, harum semerbak keluar dari lisanku.”

🌿 Wajahnya selalu berseri-seri
Beliau pernah berkata:

“Bagaimana aku tidak berseri-seri, sementara Rasulullah ﷺ menyalamiku dalam mimpi dan aku membaca Al-Qur’an di hadapannya!”


Komentar Ulama tentang Imam Nafi’

Para ulama sepakat bahwa Imam Nafi’ adalah Imam Qira’at Madinah yang paling utama.

📌 Beberapa komentar ulama tentang beliau:
✅ Ibnu Mujahid bin Jabar (w. 103 H):

“Imam Nafi’ adalah orang yang paling ahli dalam bidang qira’at setelah generasi Tabi’in di Madinah.”

✅ Imam Malik bin Anas (w. 179 H):

“Bacaan ahli Madinah adalah sunnah (yang dipilih).” Ketika ditanya apakah yang dimaksud adalah bacaan Imam Nafi’, beliau menjawab: “Ya.”

✅ Imam Ahmad bin Hanbal (w. 290 H):

“Bacaan ahli Madinah (Imam Nafi’) adalah bacaan yang aku sukai.”


Murid-murid Imam Nafi’

Kealiman dan keistiqamahan Imam Nafi’ menjadikan beliau guru besar yang disegani. Murid-murid beliau berasal dari berbagai negeri seperti Madinah, Syam, dan Mesir.

📌 Beberapa muridnya yang terkenal:
✅ Imam Malik bin Anas
✅ Imam Laits bin Sa’ad
✅ Abi Amr bin al-Ala’
✅ Isa bin Wardan
✅ Sulaiman bin Muslim bin Jammaz

Namun, dua murid utama yang kemudian menjadi perawi qira’atnya adalah:
📌 Imam Qalun
📌 Imam Warsy

Kesimpulan

Imam Nafi’ Al-Madani adalah pelopor ilmu qira’at di Madinah dan menjadi salah satu Imam Qira’at Sab’ah yang ilmunya terus diamalkan hingga kini. Keistimewaan beliau dalam keilmuan, ketakwaan, dan karamah menjadikannya sosok yang patut diteladani.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk mengikuti jejak para ulama pewaris Al-Qur’an.

📌 Amin! 🤲✨

Referensi: Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira’at 

Scroll to Top